Indonesia Meluncurkan Aplikasi untuk Melestarikan Industri Batik

Kementerian Perindustrian Indonesia telah meluncurkan beberapa aplikasi, seperti Ekosistem Batik dan Kerajinan, Indeksasi Pewarna Sintetis Syndi, dan Motif Batik Digital, untuk membantu melestarikan dan memperkuat industri kerajinan batik dalam negeri. Kepala Badan Standarisasi dan Layanan Industri Kementerian, Andi Rizaldi, menjelaskan bahwa aplikasi tersebut telah dibuat untuk menjaga identitas bangsa, mengingat kain batik telah menjadi bagian dari sejarah Indonesia dan telah berkontribusi pada kemajuan ekonomi negara.

“Batik telah menjadi subsektor industri yang semakin diperhitungkan di arena internasional, di mana ekspor batik nasional mencapai USD17,5 juta pada tahun 2023,” katanya di sini pada hari Senin.

Selain upaya pelestarian melalui peluncuran aplikasi, pemerintah telah menekankan pentingnya berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan terkait.

Kolaborasi dalam pelestarian batik dapat dilakukan dengan melibatkan pemasok bahan baku, distributor, pemerintah, akademisi, desainer, pusat industri kecil dan menengah, serta industri batik lainnya, kata Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian, Reni Yanita.

“Kolaborasi antara pelaku bisnis dengan memaksimalkan kekuatan mereka bersama-sama akan berdampak pada pencapaian tujuan bisnis yang lebih efisien dan efektif,” jelasnya.

Menurut Kementerian Perindustrian, industri batik dalam negeri menyerap 200 ribu pekerja per Agustus 2024. Mereka tersebar di 201 pusat industri dan 5.946 industri kecil dan menengah yang berlokasi di 11 provinsi.

Berita terkait: Industri batik memiliki potensi besar untuk memperluas pasar ekspor: Pemerintah
Berita terkait: Industri batik menyerap 200.000 pekerja per Agustus: pemerintah

Translator: Ahmad Muzdaffar Fauzan, Yashinta Difa
Editor: Rahmad Nasution
Hak cipta © ANTARA 2024

MEMBACA  Setelah Pemilihan, Pound Terbang Tinggi: Ringkasan Inggris Anda untuk Hari Sabtu