Investing.com — Saat pemilihan presiden Amerika Serikat semakin dekat, tarif dan pajak telah muncul sebagai isu kunci dengan dampak bagi pasar saham, terutama di sektor ritel, menurut para analis di Wells Fargo.
Kebijakan tarif diperkirakan akan menjadi penentu utama kinerja saham ritel, dengan para kandidat menawarkan pendekatan yang berbeda.
Mantan Presiden Trump telah mengusulkan penerapan tarif 10-20% pada sebagian besar impor, dengan tarif khusus pada impor China yang dapat mencapai 60%.
Retorika ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan perusahaan konsumen, terutama yang sangat bergantung pada impor dari China.
Kemampuan perusahaan untuk menyerap atau menaikkan biaya yang meningkat bervariasi, menjadikan hasil pemilihan faktor penting bagi banyak saham ritel.
Sebaliknya, Kamala Harris diperkirakan akan mempertahankan kebijakan yang lebih sejalan dengan administrasi Biden, yang sudah meningkatkan tarif pada produk tertentu seperti baja dan aluminium.
Sikap tepat mengenai tarif lebih luas masih belum jelas tetapi kemungkinan akan menawarkan lebih banyak kontinuitas daripada gangguan.
Analis Wells Fargo memperingatkan bahwa setiap eskalasi tarif dapat lebih memperketat hubungan geopolitik, terutama dengan China, memperburuk ketidakpastian bagi perusahaan-perusahaan AS yang bergantung pada impor China.
Ritel utama seperti Dollar Tree (NASDAQ:) dan Five Below (NASDAQ:) dicatat sebagai sangat rentan karena ketergantungan mereka pada penetapan harga tetap dan kemampuan terbatas untuk menyesuaikan biaya impor yang meningkat.
Pajak juga memainkan peran penting dalam membentuk lanskap masa depan baik untuk laba perusahaan maupun pengeluaran konsumen. Trump telah berjanji untuk menurunkan tarif pajak perusahaan dari 21% menjadi 20%, dengan tarif 15% yang lebih rendah untuk produsen dalam negeri.
Harris, di sisi lain, telah mengusulkan menaikkan tarif pajak perusahaan menjadi 28%, langkah yang akan membatalkan sebagian besar keringanan pajak yang diperkenalkan di bawah Undang-Undang Pemotongan Pajak dan Undang-Undang Pekerjaan Administrasi Trump.
Analis Wells Fargo mencatat bahwa meskipun pajak yang lebih tinggi di bawah Harris mungkin menimbulkan tantangan bagi perusahaan besar, bisnis kecil bisa mendapat manfaat dari rencananya untuk memperluas potongan pajak bisnis kecil dari $5,000 menjadi $50,000. Hal ini bisa menciptakan pergeseran kompetitif di sektor seperti ritel dan layanan makanan.
Di sisi pajak individu, kedua kandidat menawarkan proposal yang dapat mempengaruhi pengeluaran konsumen, terutama di kalangan rumah tangga berpenghasilan rendah.
Harris telah menyarankan memperluas Kredit Pajak Penghasilan yang Diperoleh dan mengembalikan elemen perluasan Kredit Pajak Anak dari Rencana Penyelamatan Amerika.
Sementara itu, Trump telah mengusulkan berbagai ide, termasuk penghapusan pajak atas tips, bayaran lembur, dan keamanan sosial.
Wells Fargo menyarankan bahwa konsumen berpenghasilan rendah, yang sering memiliki tingkat tabungan yang lebih rendah, kemungkinan akan mendapat manfaat dari proposal-proposal ini, mendorong peningkatan pengeluaran di sektor seperti ritel dan layanan makanan.
Saham seperti Walmart (NYSE:) dan Dollar General (NYSE:), yang menyasar konsumen berpenghasilan rendah, bisa melihat hasil positif jika langkah stimulus dijalankan.
Ke depan, perubahan pajak perusahaan bisa memiliki dampak langsung pada laba saham. Sebagai contoh, di bawah kenaikan pajak yang diusulkan Harris, perkiraan laba beberapa perusahaan bisa menurun hingga 10%, sementara tarif pajak perusahaan yang lebih rendah dari Trump akan memberikan dorongan yang lebih kecil namun positif pada laba.
Hasil pemilihan tidak hanya akan memengaruhi pajak dan tarif tetapi juga akan mempengaruhi kebijakan lebih luas tentang perumahan, tenaga kerja, dan energi, yang semuanya bisa lebih mempengaruhi pengeluaran konsumen dan profitabilitas perusahaan.