Bahlil Sidang Promosi Doktor, Disertasi Membahas Hilirisasi Nikel

Rabu, 16 Oktober 2024 – 20:17 WIB

Depok, VIVA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia hari ini menjalani sidang terbuka promosi Doktor di Universitas Indonesia (UI) Depok. Dalam disertasinya, Bahlil membahas soal Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia.

Baca Juga :

Anindya Bakrie: Hilirisasi Berkelanjutan Bawa Manfaat Bagi Masyarakat

Sidang tersebut diketuai oleh Prof. Dr. I Ketut Surajaya, S.S., M.A., dengan Prof. Dr. Chandra Wijaya, M.Si., M.M. sebagai promotor, serta Dr. Teguh Dartanto, S.E., M.E., dan Athorm Subroto, Ph.D sebagai ko-promotor. Tim penguji terdiri dari para ahli seperti Dr. Margaretha Hanita, S.H., M.Si., Prof. Dr. A. Hanief Saha Ghafur, Prof. Didik Junaidi Rachbini, M.Sc., Ph.D, Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si., dan Prof. Dr. Kosuke Mizuno.

Sejumlah tokoh dan pejabat Negara hadir dalam sidang yang digelar siang tadi di Makara Art Center (MAC) UI Depok. Antara lain Wakil Presiden RI, Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin; Wakil Presiden RI Periode 2004–2009 dan 2014–2019, Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla; Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, H. Ahmad Muzani, S.Sos.; Wakil Ketua MPR, Drs. H. Kahar Muzakir dan Dr. Lestari Moerdijat, S.S., M.M.; Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Dr. Ir. H. Adies Kadir, S.H., M.Hum.; Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, H. Sultan Baktiar Najamudin, S.Sos., M.Si.; Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi, Prof. Dr. H. Anwar Usman, S.H., M.H.; dan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Sujono Djojohadikusumo.

Baca Juga :

Didominasi Smelter Nikel, Realisasi Investasi Bidang Hilirisasi Tembus Rp 91,51 Triliun

MEMBACA  Bakamla membahas keamanan maritim dengan kedutaan Indonesia di Washington D.C.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia

Bahlil menyelesaikan program Doktor dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI selama dua tahun atau empat semester. Dia memperoleh predikat Cum Laude. Bahlil mengaku harus membagi waktu antara kuliah dengan kegiatannya sebagai menteri dan juga pejabat politik.

Baca Juga :

Lima Kandidat Resmi Lolos Pemira ILUNI FHUI 2024

“Dalam menyelesaikan studi S3 saya di SKSG UI dan tadi baru selesai ujian terbuka, Alhamdulillah sudah selesai tugas saya. Karena saya melakukan studi ya kajian jadi pasti tidak bisa diharapkan oleh hanya daftar pustaka. Jadi pasti turun lapangan, analisa, kompikasi aturan regulasi dengan negara lain pembanding,” katanya, Rabu 16 Oktober 2024.

Diakui kendati kerap izin dari sidang di kementrian, namun Bahlil bersyukur studinya dapat ditempuh tepat waktu. Namun dia bertekad menyelesaikan studinya walaupun ditengah kesibukan kegiatan rutinnya.

“Agak susah (membagi waktu) tapi saya harus lakukan karena sejak saya masih mahasiswa S1 saya konsisten dengan waktu sekolah. Dan saya dalam proses tidak pernah ada pemberian, dalam konteks pemberi cuma-cuma, harus perjuangan. Perjuangan salah satunya konsekuensinya adalah fokus dan memberikan waktu sekalipun sempit. Jadi saya mengerjakan,” tegasnya.

Bahlil mengambil kajian mengenai hilirisasi nikel berkelanjutan. Dengan kajiannya itu Bahlil pun harus terjun langsung ke lapangan untuk melakukan pengujian.

“Ini kan menyangkut hilirisasi nikel jadi harus betul-betul lebih detil. Kemudian dampak positif dan negatif untuk negara dan kita lakukan hilirisasi secara berkeadilan,” ujarnya.

Ketua Umum Partai Golkar itu menekankan pentingnya hilirisasi nikel yang berkelanjutan dan memperhatikan lingkungan. Selama hampir lima tahun bekerja di Kementrian Investasi sebagai menteri kata Bahlil dan mendapat tugas hilirisasi maka dia merasa perlu melakukan pengujian secara akademik.

MEMBACA  Kementerian menyediakan deteksi kanker dini yang mudah dan terjangkau di Puskesmas

“Saya coba menguji secara akademik apa yang kita sudah lakukan dalam Negara ini sudah bagus atau belum. Kalau sudah bagus saya akan tingkatkan, kalau belum apa yang harus kita revisi, apa yang akan kita lakukan perbaikan. Makanya salah satu pendekatan teori adalah tentang evaluasi dari kebijakan yang ada,” ungkapnya.

Lebih lanjut Bahlil menuturkan, dalam disertasinya dikatakan bahwa menurut beberapa pakar ekonomi tidak ada sebuah Negara di dunia ini yang industrialisasinya jalan tanpa ada keterlibatan Negara. Tapi Negara dalam konteks by design, tidak parsial.

“Karena kalau kita merujuk pada Korea, Jepang, Cina, Eropa itu ada kementrian khusus yang membidandi hilirisasi atau lemabaga. Nah kita ini kan masih parsial. Karena itu saya merekomendasikan harus ada yang membidangi hilirisasi khusus. Nah kalau di Korea dan Cina itu pendekatannya pada perijinan pengelolaan sumber daya alam,” ungkapnya.

Bahlil menjelaskan industrilisasi berbeda dengan hilirisasi. Dikatakan, industrilisasi belum tentu ada bahan bakunya dan menyuplai bahan baku dari Negara lain. Sedangkan hilirsasi menciptakan nilai tambah dari bahan baku yang dimiliki Negara lewat instrument industri.

Halaman Selanjutnya

“Ini kan menyangkut hilirisasi nikel jadi harus betul-betul lebih detil. Kemudian dampak positif dan negatif untuk negara dan kita lakukan hilirisasi secara berkeadilan,” ujarnya.

Tinggalkan komentar