Pemerintah memberdayakan pemuda untuk memperkuat kedaulatan pangan Indonesia

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sedang melaksanakan program 2024 Pemuda Berdaya untuk Kedaulatan Pangan (MBKP) untuk membimbing mahasiswa dalam memperkuat ketahanan pangan di Lembata, Nusa Tenggara Timur.

Menurut pernyataan kementerian yang diterima di sini pada hari Minggu, program ini mendorong 218 mahasiswa dari 103 perguruan tinggi di seluruh Indonesia untuk mengidentifikasi potensi pangan lokal dan memetakan area pertanian serta pola produksi, distribusi, dan konsumsi masyarakat setempat selama 3,5 bulan.

Direktur kepercayaan dan masyarakat adat kementerian, Sjamsul Hadi, menyatakan bahwa program MBKP bertujuan untuk menciptakan pandangan jauh bagi masyarakat mengenai bahan pangan lokal dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengeksplorasi ide dan minat mereka dalam menciptakan inovasi.

Ia juga menjelaskan bahwa program ini, diluncurkan pada Sabtu (5 Oktober), merupakan hasil kerjasama antara Direktorat Jenderal Kebudayaan dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.

Sementara itu, Plt. Bupati Lembata, Paskalis Ola Tapobali, memuji program MBKP sambil menyatakan harapannya agar inisiatif pemberdayaan anak muda dari pemerintah pusat ini menghasilkan rekomendasi yang dapat digunakan oleh pemerintah daerah.

“Saya ingin program MBKP menghasilkan lebih dari sekadar database. Saya berharap program ini juga menghasilkan rekomendasi program dan kegiatan terkait penyusunan rencana aksi regional untuk 29 desa yang dituju,” ujarnya.

Salah satu peserta program pemberdayaan adalah Atthoya Atthur Harry Aslam, seorang mahasiswa jurusan pengelolaan sumber daya perairan dari Universitas Riau.

Ditugaskan sebagai enumerator yang bertugas mengumpulkan data, Aslam menyatakan optimisme tentang program ini membantunya mengasah kompetensinya dan membuat persiapan yang lebih baik sebelum menjadi seorang profesional di masa depan.

“Indonesia memiliki berbagai macam makanan lokal, yang merupakan bagian dari budaya. Saya tertarik untuk mengidentifikasinya dan belajar dari kearifan lokal di Lembata untuk meningkatkan nilainya,” katanya.

MEMBACA  Para ilmuwan menetapkan algoritma terbaik untuk menjelajahi peta.

Berita terkait: FAO memberikan penghargaan tertinggi di sektor pangan kepada Jokowi
Berita terkait: Kedaulatan pangan prasyarat untuk ketahanan pangan Indonesia
Berita terkait: Kebijakan pangan bertujuan untuk mengurangi dampak perubahan iklim: menteri

Copyright © ANTARA 2024