Tiga pesawat Angkatan Udara melakukan uji coba di landasan pacu Bandara Nusantara.

Tiga pesawat dari TNI Angkatan Udara melakukan uji coba di Bandara Nusantara, IKN Nusantara, Kalimantan Timur, pada tanggal 14, 15, dan 20 September.

Menurut Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal M. Tonny Harjono, “Tiga pesawat TNI AU melakukan uji coba landas pacu Bandara Nusantara, dengan uji coba mendarat dan lepas landas.”

Menurutnya, uji coba berjalan lancar dan berhasil.

Bandara Nusantara memiliki dimensi landas pacu 2.200×30 meter, bahu landas pacu 7,5 meter, dan taxiway 153×23 meter.

Selain itu, landas pacu bandara dibangun dengan kualitas aspal sesuai standar untuk pesawat dapat berhenti sebelum mencapai 2.200 meter dengan konfigurasi normal.

“Sebelum uji coba, kami telah melakukan survei, koordinasi, dan diskusi untuk mendapatkan informasi yang diperlukan mengenai kesiapan bandara,” ujar Harjono.

Tiga jenis pesawat milik TNI Angkatan Udara yang digunakan untuk uji coba landas pacu Bandara Nusantara adalah Casa 212/A-2104, CN 295/A-2905, dan Hercules C130/A-1338.

Uji coba pertama dilakukan menggunakan pesawat Casa 212/A-2104 yang dikemudikan oleh Mayor Susilo Adisaputro, Pilot Kapten Faizal Fibriyan, Co-Pilot Letnan Satu Luthfian Dwi Parendahsyah, dan Letnan Dua M. Tsalis Fahmi sebagai kru, dengan uji coba lepas landas dan mendarat.

Diikuti oleh uji coba pesawat CN 295/A-2905 pada hari berikutnya dengan Letnan Kolonel Fitrianto Ali Ngimron sebagai pilot instruktur, Kapten Ryan Parafoila sebagai pilot, dan Letnan Kukuh Dedy Riyantoko sebagai co-pilot.

Uji coba terakhir dilakukan menggunakan pesawat Hercules C130/A-1338, yang merupakan salah satu pesawat angkut berat TNI AU, dengan Pilot Letnan Kolonel A. Muh Averroes dan Co-Pilot Kapten Gustine Rossyan.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan juga melakukan proses kalibrasi untuk semua fasilitas dan peralatan di Bandara Nusantara untuk memastikan kesiapan operasional bandara sesuai dengan standar keselamatan penerbangan.

MEMBACA  Menteri Risma mengatakan lumbung sosial dibangun untuk menangani kasus kusta

“Proses kalibrasi bertujuan untuk memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan serta untuk memastikan operasi peralatan penunjang transportasi udara berjalan dengan benar dan akurat,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Tinggalkan komentar