Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meresmikan layanan pembedahan bypass arteri koroner pertama dan neurointervensi di Rumah Sakit Daerah Raja Ahmad Tabib di Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Pembedahan bypass arteri koroner adalah prosedur pembedahan jantung yang dilakukan untuk mengatasi sumbatan arteri koroner. Sementara itu, neurointervensi adalah bidang kedokteran yang berfokus pada pengobatan medis sistem saraf, khususnya otak dan tulang belakang.
“Ikut senang melihat layanan semacam ini tersedia di rumah sakit ini. Biasanya, pembedahan serupa hanya dapat dilakukan di Jakarta, Surabaya, atau Medan,” katanya dalam pidatonya pada hari Minggu.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, angka kematian akibat stroke di Indonesia mencapai 300 ribu per tahun, diikuti oleh 250 ribu kematian akibat penyakit jantung. Selama pandemi COVID-19, 900 ribu pasien meninggal karena stroke per tahun dan 750 ribu pasien jantung per tahun.
Sadikin berharap layanan pembedahan jantung dan saraf di rumah sakit ini dapat mengakomodasi pasien agar tidak lagi mencari perawatan di luar daerah. “Sekarang kita perlu memenuhi sumber daya manusia yang memadai untuk para ahli bedah di rumah sakit tersebut. Sementara itu, Kementerian siap mendukung peralatan,” katanya.
Selanjutnya, Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad berterima kasih kepada pemerintah atas dukungan dalam pengembangan sektor kesehatan di wilayahnya. “Kebutuhan kesehatan di Kepulauan Riau harus diperhatikan dengan membangun rasa memiliki di masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah perbatasan,” katanya.
Interventional Cardiologist di Rumah Sakit Daerah Raja Ahmad Tabib, Andrew Parlautan, mengatakan rumah sakit tersebut telah melakukan pembedahan bypass jantung untuk dua pasien. Kedua operasi berjalan lancar dengan semua pasien dalam kondisi stabil dan sedang dirawat di ICU untuk pemantauan lebih lanjut.
“Mudah-mudahan di masa depan kita bisa terus melaksanakan pembedahan ini,” katanya. Dia menginformasikan bahwa layanan pembedahan bypass arteri koroner masih bekerja sama dengan Rumah Sakit Harapan Kita, sementara pembedahan neurointervensi bekerja sama dengan Rumah Sakit Pusat Saraf Nasional (PON) di Jakarta. “Pada dasarnya, kita bisa melakukan pembedahan sehingga pasien tidak perlu lagi pergi ke Batam atau Jakarta,” katanya.