Minggu, 4 Februari 2024 – 00:24 WIB
Jakarta – Program makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren yang diinisiasi oleh pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dikatakan tidak hanya menjadi solusi untuk masalah kesehatan atau kekurangan gizi. Program ini juga dianggap mampu menangani masalah sosial dan ekonomi dalam masyarakat, terutama bagi kalangan kelas menengah ke bawah.
Baca Juga:
Luhut Jelaskan Tak Setuju Gibran Disebut ‘Anak Ingusan’
“Pak Prabowo sangat antusias ketika membahas sumber daya manusia (SDM). Prasyarat utamanya adalah sehat dan itu dimulai dari tumbuh kembang yang optimal. Itulah sebabnya mendorong perbaikan gizi menjadi prioritas, terutama bagi anak-anak sekolah dan santri. Program ini juga direkomendasikan oleh lembaga internasional seperti WFP, yang berarti program ini didasarkan pada ilmu pengetahuan, bukan omong kosong atau trik,” kata juru bicara calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka, Emil Elestianto Dardak dalam keterangan yang diterima, Sabtu 3 Januari 2024.
Baca Juga:
Gibran Percaya Budaya Indonesia Bisa Terkenal seperti K-Pop: Tidak Bisa Instan, Perlu Fokus
Emil mengatakan, harapannya, program ini akan menjadi seperti program imunisasi. “Agar distribusinya efektif, kebijakan ini menyasar anak-anak di sekolah dan pesantren. Karena saat waktu makan siang atau pukul 12 siang, sekolah belum tentu selesai, kemudian mereka pulang dan makan di rumah,” tambah Emil.
Wakil Gubernur Jawa Timur itu juga menegaskan bahwa makanan yang didistribusikan nantinya akan memenuhi standar gizi nasional. Sebagai acuan, pemerintah saat ini telah memiliki program “Isi Piringku” yang didasarkan pada pemenuhan gizi seimbang dalam 700 kalori. Rincian program ini adalah karbohidrat atau makanan pokok sebanyak 150 gram nasi; 75 gram lauk hewani; 100 gram lauk nabati; 150 gram sayuran; dan 150 gram buah-buahan.
Baca Juga:
Ketemu Komunitas Seni, Gibran Tegaskan Kebudayaan Tak Bisa Ditinggalkan
“Tanpa mengumumkan secara besar-besaran, isi dari makan siang gratis pasti sudah dibahas. Karena tujuannya adalah peningkatan, bukan penurunan. Kami tidak mungkin memberikan makanan jika kandungan gizinya malah lebih rendah dari sebelumnya,” kata Emil.
Masalah lain yang diselesaikan melalui program ini adalah masalah sosial dan ekonomi. Menurut Emil, banyak orang tua yang mengalami kesulitan memberikan uang atau biaya sekolah yang cukup bagi anak-anak mereka. Meskipun uang yang diberikan sudah cukup untuk makan siang, makanan yang dikonsumsi belum tentu memenuhi standar gizi nasional.
“Program ini akan sangat membantu bagi keluarga yang beban keuangan untuk makan sangat membengkak jika dibandingkan dengan penghasilan bulanannya. Tidak hanya bagi keluarga kategori pra sejahtera, bahkan bagi yang belum berani menyatakan bahwa mereka sejahtera saja, mereka kesulitan dalam memenuhi kebutuhan biaya sekolah anak mereka. Pada saat yang sama, kita juga mengatasi masalah asupan gizi karena sekolah yang menyediakan makanan,” kata Emil.
Selain itu, dalam berbagai kesempatan, Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran sering menyatakan bahwa program makan siang gratis di sekolah dan pesantren akan menggerakkan roda perekonomian masyarakat karena melibatkan pelaku UMKM.
“Dengan peningkatan jumlah anak yang menerima makan siang di kantin atau warung di sekitar sekolah, dapat meningkatkan jumlah pelanggan yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan UMKM setempat,” kata Wakil Komandan Tim Fanta TKN Prabowo-Gibran, Anggawira.
“Selain itu, ini juga dapat menciptakan peluang bagi UMKM untuk berpartisipasi dalam penyediaan makanan atau bahan baku untuk program makan siang, mendukung pertumbuhan ekonomi di komunitas sekitar sekolah. Namun, penting untuk memastikan bahwa UMKM lokal terlibat secara adil dan berkelanjutan dalam pelaksanaan program tersebut,” tambahnya, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas).
Koordinator Nasional Repnas Indonesia Maju Anggawira.
Foto:
Dok. Repnas Indonesia Maju
Sebagai informasi, kebijakan ini sendiri sudah diterapkan di 125 negara menurut laporan Global Child Nutrition Foundation (GCNF). Sementara itu, menurut World Food Programme (WFP) pada tahun 2022, dari sampel 176 negara, terdapat 418 juta anak yang telah mendapatkan manfaat dari program makan siang di sekolah.
Pasangan calon Prabowo-Gibran menjadikan program ini sebagai cara untuk mengatasi kekurangan gizi pada anak-anak. Sementara itu, untuk mengatasi stunting, Prabowo-Gibran juga berjanji untuk memberikan makan siang gratis dengan perhatian nutrisi yang lebih ekstra bagi ibu hamil. Sasaran program ini adalah sekitar 82,9 juta orang.
Halaman Selanjutnya
“Program ini akan sangat membantu bagi keluarga yang beban keuangan untuk makan sangat membengkak jika dibandingkan dengan penghasilan bulanannya. Tidak hanya bagi keluarga kategori pra sejahtera, bahkan bagi yang belum berani menyatakan bahwa mereka sejahtera saja, mereka kesulitan dalam memenuhi kebutuhan biaya sekolah anak mereka. Pada saat yang sama, kita juga mengatasi masalah asupan gizi karena sekolah yang menyediakan makanan,” kata Emil.