Anggaran tambahan sebesar Rp10 miliar untuk mempromosikan program makan gratis

Tambahan anggaran sebesar Rp10 miliar untuk mempromosikan program Makanan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran bertujuan untuk mendidik masyarakat tentang pentingnya konsumsi makanan bergizi. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Prabu Revolusi, menyampaikan hal ini saat pertemuan dengan media di ruang pers kementerian di Jakarta pada Jumat.

“Saya perlu memeriksa anggaran secara keseluruhan lagi, tetapi Rp10 miliar adalah tambahan. Angka tersebut cukup besar dan menunjukkan keseriusan Kominfo untuk memastikan bahwa program makan siang bergizi dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh masyarakat,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa tambahan Rp10 miliar akan digunakan untuk meningkatkan efektivitas penyebaran informasi tentang program tersebut baik melalui media sosial maupun sarana on-site.

Dengan 210 juta pengguna media sosial di Indonesia, Revolusi mengatakan bahwa pendekatan tersebut diharapkan dapat mencapai masyarakat yang lebih luas.

Pekerja penyiaran informasi di daerah juga akan membantu menyebarkan informasi tentang program tersebut agar pengetahuan tentang program tersebut sampai ke semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang tinggal di daerah terbelakang, perbatasan, dan terluar (3T).

“Masih akan ada penyebaran informasi on-site karena kami juga harus menjangkau warga yang tidak memiliki akses (internet),” katanya.

Sementara itu, program Makanan Bergizi Gratis, yang ditujukan untuk siswa di semua tingkatan sekolah, merupakan program prioritas utama dalam pemerintahan Prabowo-Gibran.

Sebelumnya, Kominfo telah menerima tambahan anggaran sebesar Rp10 miliar untuk Tahun Fiskal 2025 guna mendukung program Makanan Bergizi Gratis.

Dengan tambahan ini, plafon alokasi anggaran kementerian pada tahun 2025 mencapai Rp7,73 triliun, turun 49,09 persen dibandingkan dengan Plafon Tahun Fiskal 2024.

MEMBACA  Mary Kay Inc. Mempersembahkan Temuan Baru tentang Kemajuan Perawatan Kulit dan Penggunaan Alat Komputasi dalam Mengidentifikasi Sensitivitas Kulit