Harris: Negara Tidak Boleh Ikut Campur dalam Urusan Tubuh Seseorang

Calon presiden AS dari Partai Demokrat, Kamala Harris, mengklaim dalam debatnya bahwa calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, akan melonggarkan larangan aborsi nasional jika ia terpilih sebagai presiden.

Trump merespons klaim tersebut dengan menyebutnya sebagai kebohongan karena Harris tampak kesulitan dalam menjelaskan pandangannya tentang aborsi, yang merupakan salah satu isu terpenting bagi Harris.

Selama debat yang sengit mengenai aborsi, terungkap bahwa mikrofon kedua kandidat tidak dimatikan sehingga pemirsa dapat mendengar keduanya berbicara bergantian.

Dalam argumennya tentang hak reproduksi, Harris mengkritik apa yang ia sebut sebagai “larangan aborsi Trump”. Ia menegaskan bahwa kebijakan aborsi Trump tidak memiliki pengecualian untuk kasus pemerkosaan atau inses, yang menurutnya tidak bermoral.

Harris juga menekankan bahwa ia akan bangga menandatangani undang-undang yang mengembalikan perlindungan Roe vs Wade (Hak Aborsi) jika terpilih sebagai presiden AS. Menurutnya, rakyat Amerika percaya bahwa kebebasan untuk membuat keputusan tentang tubuh sendiri tidak boleh diatur oleh pemerintah.

Di sisi lain, Trump membela keputusannya untuk mendukung larangan aborsi enam minggu dan menyatakan bahwa Partai Demokrat memiliki kebijakan aborsi yang radikal. Trump juga menyerang calon wakil presiden Kamala Harris, Tim Walz, atas pandangannya tentang aborsi dengan klaim bahwa ia mendukung eksekusi setelah kelahiran.

MEMBACA  Pram-Doel Menang Pilkada Jakarta dalam Satu Putaran, Jubir Anies Berharap Dapat Diterima Semua Pihak